Kenya pernah diperintah oleh
dinasti Arab (Oman) selama dua abad sejak tahun 1720, hingga masuknya
orang-orang Portugal, Jerman dan Inggris. Negara ini berbatasan dengan Somalia,
Ethiopia, Sudan, Uganda, dan Tanzania. Dengan luas wilayah 582.650 km2, dan
beriklim tropis, Kenya mempunyai penduduk sekitar 31.639.091 orang, dan 96%
berasal dari penduduk asli Afrika, terbagi dalam 56 suku. Angka pertumbuhan
penduduk rata-rata 1,27% per-tahun, angka kelahiran 28,81 dan angka kematian
16,01 per-seribu. Jumlah penganut Islam hanya 10%, sedangkan Kristen Protestan
45%, Katholik 33%, Animisme 10%.Bahasa nasional mereka adalah Inggris dan
Kiswahili atau Swahili.
Berdasarkan sensus tahun 1999,
penduduk Kenya berjumlah 28,7 juta jiwa, dan satu dari tiga penduduk Kenya
adalah Muslim. Mereka dapat ditemukan di tenga-tengah ras, suku dan daerah di
seluruh Kenya. Namun, mereka paling banyak mendominasi daerah pantai, hal ini
karena pengaruh Kesultanan Zanzibar pada abad ke-18 yang telah menyebar sampai
ke Kenya.
Sebelum kedatangan bangsa Eropa
di Kenya, Islam telah hadir di sana dan mewarnai kebudayaan Kenya, khusus di
daerah pantai , utara dan beberapa daerah pedalaman yang dilewati oleh kereta
api yang dibangun oleh muslim Asia. Peradaban Islam juga telah merasuk dalam
dunia pendidikan, hukum dan bahasa, semisal bahasa Swahili yang menjadi bahasa
nasional Kenya.
Semasa masa kolonial Inggris,
pertumbuhan dan perkembangan Islam di Kenya terhambat, karena kegigihan pihak
kolonial dan gereja untuk mengubah system pendidikan di Kenya, yang
mengakibatkan pihak Muslim frustrasi. Ummat Islam Kenya kembali ke pendidikan
Madrasah dan hal ini membuat mereka tertinggal hampir sembilan abad dari para
penganut Kristen.
Karena politik berat sebelah
yang diterapkan oleh kolonial, akhirnya ummat Islam di Kenya terpuruk dan
menjadi miskin, mereka hanya menguasai sebagian kecil pangsa ekonomi Kenya.
Keberadaan ummat Islam di Kenya semakin terpuruk setelah terjdi pemboman
Kedubes Amerika Serikat di Nairobi pada tahun 1998 yang menewaskan 213 orang,
termasuk di dalamnya 12 orang warganegara Amerika. Kejadian serupa juga terjadi
pada Hotel Paradise milik Israel di Kekambala, Mombasa, Kenya pada tanggal 28
Nopember 2003 yang lalu, yang menewaskan 16 orang orang, termasuk di dalamnya 3
orang penyerang Hotel Paradise. Tentu saja rentetan pemboman di Nairobi, Dar Es
Salaam, World Trade Centre New York dan di Mombasa sangat meruntuhkan moral
ummat Islam di Kenya dan Tanzania, karena mereka terkena imbas dituduh sebagai
‘terorist’. Atas kejadian-kejadian tersebut, pemerintah Kenya memberikan
tekanan-tekanan kepada para pemimpin islam Kenya selama 3 bulan.
Namun tokoh-tokoh Islam di Kenya
menolak kebijakan pemerintah Kenya tersebut dan mereka tak mau tinggal diam.
Suara keras dikumandangkan oleh Abdulghafur al-Busaidy, Ketua The Supreme
Council of Kenya Muslims (SUPKEM). Perbuatan pemboman dan pembunuhan terhadap
orang-orang yang tak berdosa dan pengrusakan fasilitas umum adalah serangan
terhadap kehidupan dan itu adalah perbuatan teroris, sekaligus musuh Islam
Kenya. SUPKEM juga menyatakan bahwa Islam di Kenya cukup kuat, karena jumlah
penduduk Islam di Kenya semakin meningkat, menurut sensus 2003 berjumlah
sebanyak 35%, bukan 10% sebagaimana dicatat oleh CIA.
Tekanan-tekanan serupa juga
dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap komunitas Muslim di propinsi
North Eastern Kenya. Hal ini sebagaimana diungkap dalam surat terbuka
tertanggal 15 Desember 2003 yang dikirim oleh Sheikh Hussein Ibrahim Burale dan
Sheikh Muawiyah Mahmood dari Supreme Council of Kenya Muslims Garissa
District dan Council of Imams and Preachers Garissa District.. Surat
terbuka tersebut berisikan protes-protes keras mereka terhadap ketidakadilan
yang diciptakan oleh Amerika Serikat meyusul pemboman terhadap Kedubes mereka.
Meraka juga memprotes atas ucapan Barbara dan pendeta Franklin Graham yang
menyebut bahwa Islam adalah agama teroris sekaligus jahat. Banyak-banyak
tokoh-tokoh muslim yang dipenjara karena dikategorikan sebagai pendukung
teroris. Kedua tokoh tersebut juga memprotes usaha pemurtadan ummat Islam agar
menjadi pemeluk Kristen selama 40 tahun terakhir.
Mayoritas pengusaha di Kenya
memperbaharui produk mereka dengan menempelkan sertifikat halal. Hal ini
dilakukan untuk menarik pangsa pasar masyarakat Muslim yang berkembang di
negara Afrika Timur itu.“Para pengusaha di Kenya mulai menyadari komunitas
Muslim merupakan segmen penting dari masyarakat Kenya,” kata Hussein Jibril,
seorang akuntan, seperti dikutip kantor berita Xinhua (15/1).
Dikatakannya, kebanyakan kaum
Muslim menaanti ajaran agama mereka dalam menjalani kehidupan mereka, termasuk
bagaimana pergi ke sekolah, apa yang mereka makan, dan bagaimana cara
berpakaian. Gaya hidup Islami itu, menurut Hussein, telah lama diabaikan oleh
para pengusaha Kenya. ”Tetapi kini mereka tidak bisa lagi mengabaikannya,”
tegasnya.Logo halal kini marak di toko-toko dan tempat makan, termasuk di
sebuah restoran terkenal di Nairobi, Kenchic Inn; restotan cepat saji Galito, dan
toko roti Inn Baker.
Sertifikasi halal diberikan
kepada produk yang telah mengalami pemeriksaan oleh Biro Kenya urusan
Sertifikasi Halal (KBHC). Produk telah dinyatakan halal jika standarnya
memenuhi hukum dan syariah Islam. Sudah sekitar 150 perusahaan yang telah
disertifikasi oleh KBHC.Booming idustri halal di Kenya tidak lepas dari
perkembangan Islam di negeri Afrika itu. Kepala Dewan Muslim Kenya belum lama
ini menyatakan, kini lebih banyak warga Afrika yang memeluk Islam setiap
hari. “Masa depan cerah bagi Islam di Afrika. Sangat mungkin, Islam akan
menjadi agama paling banyak dipeluk di benua ini,” papar Abdul Ghafur Bu
Saedi.Abdul mengatakan, banyak suku di Afrika menaruh minat dalam membaca dan
menghafal Alquran. Itu terlihat dari jumlah lembaga Islam di Afrika yang terus
meningkat. “Anda lihat saja hari Jum’at, banyak orang yang datang ke Masjid di
seluruh Kenya. Mereka lalu bersyahadat, belajar shalat dan membaca Alquran,”
ujarnya.
Islam dibawa ke Kenya oleh dua
orang kepala suku Arab asal Oman bernama Sa’id dan Sulaiman. Jumlah Muslim di
Kenya dikabarkan terus bertambah, meski masih posisi minoritas. Jumlah mereka
sekitar 10% dari 39 juta total penduduk atau sekitar 3,9 juta orang.
Pantai Kenya sebagian besar
dihuni oleh umat Islam. Ibu kota Kenya, Nairobi, memiliki beberapa masjid dan
penduduk muslim terkemuka. Data lain (Wikipedia) menyebutkan, umat
Islam berjumlah sekitar 4.3 juta jiwa atau hampir 11,2% dari total penduduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar